top of page

ARTICLES

ALUMNI CORNER - Farhan Mari Isa, dr.

CIMSA BIOGRAPHY:


Local Exchange Officer (LEO) Outgoing CIMSA FK Unsyiah 2011/2012


National Exchange Officer (NEO) Outgoing CIMSA Indonesia 2012/2013


IFMSA-SCOPE Regional Assistant for Asia Pasific 2012/2013


IFMSA-SCOPE Director 2013/2014


IFMSA Regional Director for Asia Pasific 2015/2016





Halo, CIMSA!

Apa kabarnya selama self quarantine ini? Semoga dalam keadaan sehat ya. Pada Alumni Corner edisi ini, kami mewawancarai salah satu alumni CIMSA FK Unsyiah yang memiliki banyak pengalaman dan pasti keren banget. Beliau adalah Bang Farhan Mari Isa, atau disapa Bang Farhan. Tidak hanya pernah menjadi bagian dari official CIMSA, Bang Farhan bahkan pernah menjadi salah satu pengurus di IFMSA (International Federation of Medical Students Associations). Penasaran dengan alumni yang satu ini? Bagaimana pengalamannya di CIMSA dan IFMSA? Ayo, dibaca artikel berikut ini.


Halo, apa kabar Bang Farhan? Silahkan, memperkenalkan diri terlebih dahulu bang.


Halo, nama aku Farhan Mari Isa, dari Fakultas Kedokteran Unsyiah angkatan 2010. Dulu pernah menjadi LEO Outgoing CIMSA FK Unsyiah, NEO Outgoing CIMSA Indonesia, IFMSA-SCOPE Regional Assistant for Asia Pasific, IFMSA-SCOPE Director, dan terakhir menjadi IFMSA Regional Director for Asia Pasific. Sekarang aku berada di Jakarta dan bekerja di perusahaan Jerman, yaitu AMBOSS (medical knowledge platform for doctors and students).


Boleh diceritakan, bagaimana riwayat pendidikan dan pengalaman organisasi abang selama ini?


Aku lahir di Medan, dari SD sampai SMA aku jalanin di Medan, kuliah di Fakultas Kedokteran Unsyiah Banda Aceh. Setelah selesai perkuliahan, aku menjalani internship di Rumah Sakit Kesdam Jaya Cijantung, Pasar Rebo, Jakarta Timur. Untuk pengalaman organisasi, dimulai dari SMP pernah ikut OSIS bagian seni. Kemudian di SMA ikut OSIS bagian seni juga dan beberapa lomba Speech English dan di FK aku baru lebih menekuni untuk berorganisasi.

Kenapa abang sangat tertarik untuk bekerja di AMBOSS? Dan apa hal menarik selama bekerja di AMBOSS?


Setelah jadi seorang dokter, aku memang tidak pernah bekerja di klinik. Sebenarnya, secara pribadi dari dulu memang kurang berminat untuk kerja klinis. Rencana aku setelah tamat dari pendidikan dokter, aku memang berminat kerja di bidang strukturisasi dan organisasi, seperti medical education atau public health. Akhirnya ketika aku ketemu AMBOSS, aku tertarik karena perusahaan ini berbasis medical education platform dan skalanya juga internasional, bukan hanya di Indonesia.


Kalau masalah pekerjaan, mungkin karena ini hampir sama dengan IFMSA, aku punya kesempatan untuk traveling dan komunikasi dengan orang-orang mancanegara. Selama bekerja aku tidak merasa terbebani, karena ini sesuai dengan tujuan aku dan membuat aku berkesan.


Apa alasan Bang Farhan masuk di CIMSA?


Dulu aku pernah di BEM selama satu tahun. Waktu pendaftaran CIMSA dibuka, aku tertarik karena Standing Committee-nya yang beragam, dan promosi perekrutan member yang dilakukan besar-besaran. Oleh karena itu, aku berminat bergabung menjadi member CIMSA. Kemudian, aku merasa senang juga mendapatkan banyak manfaat dari CIMSA, jadi membuat aku termotivasi untuk lanjut dari member aktif menjadi official CIMSA FK Unsyiah, yaitu LEO Outgoing CIMSA FK Unsyiah.


Apa manfaat yang abang dapatkan dari CIMSA, yang berdampak sampai saat ini?


Menurut aku, yang aku dapatkan dari CIMSA, yaitu koneksi karena aku bisa mengenal teman-teman CIMSA dari lokal lain, dan mereka semua yang aku kenal di CIMSA sudah menjadi dokter. Jadi, selain soft skills yang aku dapatkan, aku juga mendapat koneksi dari teman-teman CIMSA yang dulu dan hubungan dengan mereka masih terjaga sampai sekarang.

Apa motivasi Bang Farhan menjadi bagian dari official CIMSA dan IFMSA?


Motivasi aku karena sering ikut National Meeting CIMSA dan International Meeting IFMSA. Jadi, aku selalu termotivasi saat melihat kerjaanya, orang-orangnya, isu-isu yang dibahas, dan membuat aku terlibat dalam setiap kegiatan yang dilakukan CIMSA dan IFMSA. Kemudian, aku semakin tertarik dengan pekerjaan yang ada di SCOPE, karena berbasis internasional. Oleh karena itu, aku menjadi seorang NEO Outgoing di SCOPE CIMSA Indonesia, karena aku sangat tertarik untuk berkomunikasi dengan orang-orang luar Indonesia.


Motivasi aku menjadi lebih tinggi saat berada di SCOPE CIMSA Indonesia untuk melanjutkan ke SCOPE IFMSA. Selanjutnya, aku menjadi IFMSA-SCOPE Regional Assistant for Asia Pasific 2012/2013, kemudian menjadi IFMSA-SCOPE Director 2013/2014, dan terakhir menjadi IFMSA Regional Director for Asia Pasific 2015/2016. Jadi, semuanya aku lakukan secara bertahap dimulai dari CIMSA lokal, kemudian CIMSA Indonesia, dan akhirnya IFMSA.


Bagaimana cara abang mengatur kehidupan perkuliahan dan organisasi? Apakah akademik abang tidak terganggu?


Sebenarnya, time management aku sangat bercampur. Kalau ada waktu belajar ya aku belajar dulu, dan ketika ada waktu lain aku buka email buat cek infromasi tentang CIMSA dan IFMSA. Ketika pulang kuliah ada rapat, aku juga ikut rapat. Itu semua tergantung mood juga, sih. Pada awalnya begitu, tapi semakin lama aku sudah tau proporsinya masing-masing. Selanjutnya, aku sudah tau harus belajar dulu, baru setelah itu ikut meeting CIMSA dan IFMSA. Kalau ada National Meeting, ya aku harus izin dari kuliah dulu. Susah sih, kalau dijelaskan secara konkret, dan memang terkadang agak kewalahan jadinya. Pasti ada risikonya karena banyak kegiatan yang diikuti. Tapi ya dijalanin saja, gak ada yang sampai menghambat dan mengganggu akademik.


Ketika aku menjadi IFMSA-SCOPE Director, aku belum mengikuti co-ass, masih kuliah pada semester 4 atau 5 sampai akhirnya aku selesain skripsi. Saat itu, memang ada kewalahan yang aku alami, seperti harus merespon cepat dan banyak kerjaan yang harus diselesaikan sesuai deadline. Tapi ketika mau belajar, saat itu aku mengurangi waktu untuk kerjaan. Saat menjabat IFMSA Regional Director for Asia Pasific, saat itulah aku mengikuti co-ass dan jika ada agenda General Assembly yang bertabrakan dangan jadwal co-ass, aku bisa meminta izin.


Aku memang telat lulus 1 tahun menjadi dokter, yang normalnya pendidikan dokter selama 6 tahun, dan aku menyelesaikannya dalam 7 tahun. Walapun telat menjadi seornag dokter, menurut aku ini semua setimpal dari apa yang aku dapatkan di CIMSA dan IFMSA, dan juga aku tidak menyesal sama sekali. Pengalaman yang aku dapatkan di CIMSA dan IFMSA sangatlah banyak, juga teman-teman dari negara lain, semua itu berdampak sampai saat ini.

Apa suka dan duka yang abang alami selama di CIMSA dan IFMSA?


Kalau suka yang aku alami karena ketemu banyak teman baru dari lokal CIMSA lain dan negara lain, dan juga karena di CIMSA ada social program yang itu merupakan stress heal bagi aku. Sangat banyak suka yang aku alami, dibandikan duka. Aku bisa ketemu keluarga baru dengan tujuan yang sama, jadi kalau berbincang jadinya nyambung. Untuk dukanya mungkin saat di IFMSA, saat itu aku lagi menjalani skripsi dan saat itu juga ada General Assembly di Tunisia, bahkan dosen pembimbingku sampai mau mengundurkan diri karena aku kelamaan di skripsi. Saat jadwal sidang, aku juga menunda waktunya karena masih mengikuti General Assembly, dan dosen pembimbingku sampai mengirimkan email mengundurkan diri. Setelah itu, aku langsung menjelaskan alasan aku ke dosen pembimbing, dan alhamdulillah beliau sangat paham. Beberapa hari setelah General Assembly, aku langsung mengikuti sidang.


Apa harapan abang untuk para member dan official CIMSA FK Unsyiah?


Harapan dari aku, semoga kalian semua menikmati aktivitas CIMSA yang kalian lakukan, jangan sampai ada paksaan. Ketika kalian menikmati, maka hasilnya akan bagus dan kalian pun senang untuk berkontribusi. Saat kalian bergabung di organisasi apapun pasti ada risikonya, misalnya kuliah yang terganggu, tapi dibalik itu semua pikirkan juga manfaat dari bergabung organisasi yang tidak akan pernah kamu dapatkan di perkuliahan. Be enjoy, nikmati setiap prosesnya dan tetap pertahankan prestasi.

Recent Posts
bottom of page