top of page

ARTICLES

DIFOSA (Medical Info from CIMSA) X GENOCCI (Get to Know with CIMSA Alumni) : 16 Tipe Kulit Wajah

Seiring dengan perkembangan teknologi dan penelitian terbaru, produk perawatan kulit terus bertambah dari waktu ke waktu. Pasar produk perawatan kulit di Indonesia menunjukkan tren yang positif dari tahun ke tahun dan juga ditandai dengan semakin menjamurnya klinik-klinik aesthetic bertaraf nasional maupun internasional. Teknik perawatan kulit pun semakin beragam, bahkan kita dapat mendapatkan kulit yang lebih kencang dan awet muda tanpa perlu melakukan metode pembedahan. Namun, sebelum mempertimbangkan produk yang akan digunakan, bagaimana rutinitas pemakaiannya, ada baiknya kita mengetahui jenis kulit kita sendiri. Berangkat dari diagnosa yang akurat, kita akan bisa merawat kulit sesuai dengan kebutuhannya. Menentukan produk yang tepat untuk kulit akan menjadi sulit jika kita masih tidak yakin apa jenis kulit wajah atau bagaimana cara merawat kulit wajah yang paling cocok untuk tipe jenis kulit masing-masing. Sebaiknya berkonsultasilah dengan dokter spesialis kulit. Jangan sembarang mencoba produk perawatan wajah, agar kulit tidak mengalami masalah yang lebih parah kedepannya.

Tentunya dalam mengidentifikasi jenis kulit, konsultasi dengan dermatologist sangat dianjurkan agar mendapatkan diagnosis yang tepat dan akurat, namun secara garis besar selama ini masyarakat secara umum mengenal adanya 5 klasifikasi kulit yaitu normal, kering, berminyak, kombinasi, dan sensitif, yang dipopulerkan oleh tokoh kosmetik Helena Rubinstein pada awal 1900-an. Namun, seiring dengan berkembangnya inovasi produk perawatan, klasifikasi Rubinstein tidak lagi cukup untuk menentukan karakteristik kulit yang lebih spesifik. Kini Baumann Skin-Type Indicator (BSTI) atau Indikator Tipe Kulit Baumann menjadi parameter baru dalam mengidentifikasi karakter atau jenis kulit secara luas. BSTI memberikan pendekatan baru yang mengklasifikasikan jenis kulit melalui 4 parameter ciri kulit yaitu kering atau berminyak, sensitif atau resisten, berpigmen atau tidak, dan berkerut atau kencang. Dari paremeter tersebut, kita akan mendapatkan 16 karakteristik jenis kulit yang berbeda.

Klasifikasi pertama, Dr. Baumann membagi tipe utama kulit menjadi dua, kering (dry) dan berminyak (oily). Kulit kering akan terasa kaku, kasar, dan ‘kencang’ setelah cuci muka dengan pembersih muka lembut sekalipun, sementara kulit berminyak cenderung memiliki area wajah yang mengilap karena produksi sebum. Dari kedua tipe itu, masing-masing ada 8 turunan jenis berbeda.


OILY

  1. OSPW (Oily, sensitive, pigmented, wrinkled). Jenis kulit yang sering mengalami jerawat, kemerahan, mungkin terdapat bintik atau noda hitam, dan mudah mendapat garis halus atau kerut jika kulit tak dirawat.

  2. OSPT (Oily, sensitive, pigmented, tight). Jenis kulit yang sering mengalami jerawat, kemerahan, mungkin terdapat bintik atau noda hitam, namun tak rentan mendapat garis halus atau kerut.

  3. OSNW (Oily, sensitive, non-pigmented, wrinkled). Jenis kulit yang sering mengalami jerawat, kemerahan, iritasi, sedikit atau tak ada bintik atau noda hitam, namun rentan mendapat garis halus atau kerut.

  4. OSNT (Oily, sensitive, non-pigmented, tight). Jenis kulit yang sering mengalami jerawat, kemerahan, atau iritasi, sedikit atau tak ada bintik atau noda hitam, namun tak mudah mendapat garis halus atau kerut.

  5. ORPW (Oily, resistant, pigmented, wrinkled). Jenis kulit yang jarang mengalami jerawat, kemerahan, maupun iritasi, namun memiliki bintik atau noda hitam, serta mudah mendapat garis halus atau kerut.

  6. ORPT (Oily, resistant, pigmented, tight). Jenis kulit yang jarang mengalami jerawat, kemerahan, maupun iritasi, namun memiliki bintik atau noda hitam, dan tak mudah mendapat garis halus atau kerut.

  7. ORNW (Oily, resistant, non-pigmented, wrinkled). Jenis kulit yang jarang mengalami jerawat, kemerahan, maupun iritasi, tidak ada atau sedikit bintik atau noda hitam, tapi mudah mendapat garis halus atau kerut.

  8. ORNT (Oily, resistant, non-pigmented, tight). Jenis kulit yang jarang mengalami jerawat, kemerahan, maupun iritasi, tidak ada atau sedikit bintik atau noda hitam, tak mudah mendapat garis halus atau kerut.

DRY

  1. DSPW (Dry, sensitive, pigmented, wrinkled). Jenis kulit yang sering mengalami jerawat, kemerahan, mungkin terdapat bintik atau noda hitam, dan mudah mendapat garis halus atau kerut jika kulit tak dirawat.

  2. DSPT (Dry, sensitive, pigmented, tight). Jenis kulit yang sering mengalami jerawat, kemerahan, mungkin terdapat bintik atau noda hitam, namun tak rentan mendapat garis halus atau kerut.

  3. DSNW (Dry, sensitive, non-pigmented, wrinkled). Jenis kulit yang sering mengalami jerawat, kemerahan, iritasi, sedikit atau tak ada bintik atau noda hitam, namun rentan mendapat garis halus atau kerut.

  4. DSNT (Dry, sensitive, non-pigmented, tight). Jenis kulit yang sering mengalami jerawat, kemerahan, iritasi, sedikit atau tak ada bintik atau noda hitam, namun tak mudah mendapat garis halus atau kerut.

  5. DRPW (Dry, resistant, pigmented, wrinkled). Jenis kulit yang jarang mengalami jerawat, kemerahan, maupun iritasi, namun memiliki bintik atau noda hitam, serta mudah mendapat garis halus atau kerut.

  6. DRPT (Dry, resistant, pigmented, tight). Jenis kulit yang jarang mengalami jerawat, kemerahan, maupun iritasi, namun memiliki bintik atau noda hitam, dan tak mudah mendapat garis halus atau kerut.

  7. DRNW (Dry, resistant, non-pigmented, wrinkled). Jenis kulit yang jarang mengalami jerawat, kemerahan, maupun iritasi, tidak ada atau sedikit bintik atau noda hitam, tapi mudah mendapat garis halus atau kerut.

  8. DRNT (Dry, resistant, non-pigmented, tight). Jenis kulit yang jarang mengalami jerawat, kemerahan, maupun iritasi, tidak ada atau sedikit bintik atau noda hitam, tak mudah mendapat garis halus atau kerut.

Secara ringkas dapat dilihat dalam tabel berikut:

Setelah mengetahui jenis kulit wajah yang berbeda dan bisa berubah seiring pertambahan usia. Selain itu, jenis kulit wajah juga dapat dipengaruhi oleh faktor lain seperti genetik, penyakit tertentu, dan faktor lingkungan, misalnya paparan sinar matahari, debu, dan polusi berkepanjangan. Kebiasaan tertentu juga bisa berdampak pada berubahnya jenis kulit, seperti merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol. Struktur dan jenis kulit wajah yang dimiliki seseorang ditentukan oleh beberapa faktor:

  • Kandungan air pada kulit yang akan memengaruhi elastisitas kulit

  • Kandungan minyak yang memengaruhi kelembutan dan nutrisi kulit

  • Tingkat kepekaan kulit terhadap zat atau bahan tertentu

Setiap tipe kulit wajah memiliki kebutuhan yang berbeda. Beberapa jenis kulit wajah bahkan membutuhkan perawatan dan perhatian lebih dibandingkan jenis kulit yang lain. Itu sebabnya produk perawatan kulit wajah dan kosmetik dibuat dengan formula yang berbeda sesuai dengan tipe kulit. Penggunaan produk perawatan kulit yang tidak sesuai dengan jenis kulit wajah bisa menyebabkan timbulnya jerawat, jerawat semakin parah, kulit wajah menjadi sangat kering, dan munculnya berbagai masalah lain pada kulit wajah. Berikut adalah cara merawat kulit wajah berdasarkan jenis kulitnya:

“Taking care of your skin is more important than covering it up.”


Tentang Penulis

dr. Cut Rizka Rahmi, M.Sc lahir di Banda Aceh, 14 Januari 1990. dr. Cut Rizka Rahmi, M.Sc atau yang akrab disapa Kak Ami merupakan LEO CIMSA FK USK 2009-2010, Supervising Council 2010-2011 dan Vice NEO CIMSA 2010-2011. Pada 2007-2011, Kak Ami menempuh S1 Pendidikan Dokter di Fakultas Kedokteran USK. Pada 2014, Kak Ami telah menyelesaikan Profesi Dokter. Kemudian Kak Ami melanjutkan S2 Medical Education-IGPM di Taipei Medical University dan lulus pada 2019 lalu. Saat ini Kak Ami menjadi Dokter Penanggung Jawab di Albezits Aesthetic Clinic.

Recent Posts
bottom of page