top of page

ARTICLES

DIFOSA - STUNTING DI INDONESIA SELAMA MASA PANDEMI COVID-19


Dalam memperingati Hari Anak Nasional (HAN) 2020, Standing Committee on Public Health (SCOPH) CIMSA FK Unsyiah mengangkat isu kesehatan mengenai Stunting Di Indonesia Selama Masa Pandemi COVID-19”, yang disajikan dalam DIFOSA edisi 14 berikut.

APA ITU STUNTING?


Stunting adalah kondisi malnutrisi pada balita akibat kekurangan gizi kronis, yang menyebabkan panjang atau tinggi badan yang kurang jika dibandingkan dengan anak seusianya. Stunting merupakan hasil sebagian besar nutrisi yang tidak memadai (malnutrisi) dan serangan infeksi berulang pada 1000 hari pertama kehidupan anak. Ini seringkali dikaitkan dengan keadaan sosial ekonomi yang rendah, nutrisi masa kehamilan yang buruk, frekuensi penyakit, dan asupan gizi bayi dan anak-anak yang kurang. Stunting memiliki efek jangka panjang, yaitu menurunnya kognitif dan perkembangan fisik, serta penurunanan kapasitas kesehatan.

Stunting menjadi masalah di 72 negara di dunia, dan Indonesia merupakan negara kelima terbesar sebagai penyumbang stunting, dengan prevalensi mencapai 27,67% pada tahun 2019. Namun, berdasarkan data Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) 2019, menunjukkan bahwa adanya penurunan prevalensi stunting dari 30,8% pada tahun 2018 (Riskesdas 2018), menjadi 27,67% pada tahun 2019. Hal ini menandakan bahwa penanganan stunting secara nasional telah berjalan dengan baik, serta perlu dipertahankan.


Aceh merupakan salah satu provinsi dengan angka stunting tertinggi, yaitu menduduki peringkat ke-31 dari 34 provinsi di Indonesia. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementrian Kesehatan (Kemenkes) RI, angka prevalensi stunting pada bayi di bawah dua tahun (baduta) di Aceh mencapai 37,9 %, sementara prevalensi rata-rata nasional sebesar 30,8%.


APA PENYEBAB MALNUTRISI PADA ANAK?

Malnutrisi (kurus, obesitas, stunting) terjadi karena ketidakseimbangan antara kebutuhan (zat gizi) dan konsumsi (makanan). Ketidakseimbangan itu dikarenakan pola asuh gizi anak (cara memberikan makan) yang tidak memadai. Jadi, memahami kebutuhan makan anak dan bagaimana cara memenuhinya, itulah kunci nya.

APA PENTINGNYA GIZI SEIMBANG PADA ANAK?

Gizi seimbang adalah susunan pangan yang mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai kebutuhan tubuh. Gizi seimbang diperlukan untuk pertumbuhan, menjaga kesehatan, dan melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari. Dalam mengatur pola makan kita harus mengetahui 4 pilar prinsip gizi seimbang, yaitu:


  • Mengonsumsi aneka ragam pangan

  • Membiasakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

  • Melakukan aktivitas fisik secara teratur minimal 30 menit

  • Memantau Berat Badan (Status Gizi) secara teratur

APA SAJA DAMPAK DARI STUNTING?

  • Penurunan imunitas anak, karena kondisi kurangnya asupan nutrisi yang secara langsung mempengaruhi kebugaran tubuh.

  • Kemampuan kognitif dan psikomotor yang menurun.

  • Lebih mudah terkena penyakit degeneratif (obesitas, diabetes melitus, dan lain-lain)

APA SAJA UPAYA PENCEGAHAN TERHADAP STUNTING?

Terdapat 3 poin utama dalam pencegahan stunting, yaitu:

  • Memenuhi kebutuhan gizi sejak hamil

  • Memberikan ASI Eklusif sampai bayi berusia 6 bulan

  • Selalu jaga kebersihan diri dan lingkungan.

Secara rinci, ibu dapat melakukan hal-hal berikut ini:

1. Periode dalam kandungan (280 hari)

  • Pastikan ibu memiliki status gizi yang baik sebelum dan selama hamil, tidak mengalami Kurang Energi Kronik (KEK) dan anemia.

  • Selama hamil ibu mengonsumsi makanan bergizi sesuai kebutuhan, serta memperbanyak konsumsi sayur dan buah.

  • Suplemen tablet besi (Fe), asam folat, vitamin C sangat dibutuhkan dalam menjaga ibu dari kemungkinan mengalami anemia.

  • Pemeriksaan kehamilan secara rutin.

  • Memasuki kehamilan trimester ke-3, sebaiknya ibu dan suami sudah mendapatkan informasi tentang menyusui, seperti manfaat menyusui, posisi dan teknik menyusui yang tepat, serta cara menangani masalah yang muncul saat menyusui (seperti puting lecet, ASI tidak keluar).

2. Periode 6-24 bulan (540 hari)

  • Pastikan ibu mengetahui jenis dan bentuk (konsistensi) makanan serta frekuensi pemberian makanan yang tepat

  • Ibu harus mengetahui transisi pemberian makan mulai dari makanan cair atau lumat (6-8 bulan), lembek dan lunak/semi padat (8-12 bulan), dan padat (12-24 bulan).

  • Ibu harus mendapat dukungan untuk terus memberikan ASI sampai periode ini.

  • Ibu harus mengetahui terkait pengolahan dan pemilihan makanan yang murah dan bernilai gizi tinggi.

  • Memantau pertumbuhan dan pemeriksaan kesehatan anak secara teratur.

APA KAITAN ANTARA STUNTING DAN COVID-19?

Pandemi COVID-19 telah mengganggu perkembangan proses penanganan stunting yang selama ini telah dilakukan pemerintah dan banyak lembaga lainnya. Per Juli 2020, COVID-19 menjadi pandemi yang sampai saat ini telah menyebar ke 216 negara, dan telah menyebabkan lebih dari 500.000 kematian secara global.


Penyakit ini disebabkan oleh virus SARS-CoV-2, di mana penyebaran virus dapat terjadi melalui transmisi droplet. Namun, akhir-akhir ini muncul bukti ilmiah terkait transmisi airborne dari penderita saat mereka batuk, bersin, ataupun berbicara, dan menyebar ke orang lain atau permukaan di dekat mereka. Oleh karena itu, selalu menjaga jarak dengan orang lain dan menjaga kebersihan tubuh serta lingkungan sekitar menjadi sangat penting dalam mencegah transmisi virus ini.


Adanya pandemi COVID-19 dapat menyebabkan efek yang mengkhawatirkan terutama akses ke makanan sehat, yang memungkinkan terjadinya kekurangan asupan nutrisi pada anak. Apabila terjadi pada masa awal kehidupan anak, dapat meningkatkan risiko terjadinya stunting pada anak.


Dalam mencegah terjadinya stunting, deteksi dini seperti pemantauan pertumbuhan rutin di fasilitas kesehatan memiliki peran krusial. Upaya yang dikeluarkan pemerintah dalam memutus rantai penyebaran COVID-19, melalui kebijakan untuk membatasi pergerakan masyarakat dengan menjaga jarak fisik dan mempromosikan beraktvitas di rumah saja, dapat menghambat pemantauan pertumbuhan balita di fasilitas kesehatan. Hal ini menyebabkan kurangnya penanganan yang baik untuk anak yang dicurigai mengalami malnutrisi, dan menyebabkan terganggunya tumbuh kembang anak.


BAGAIMANA UPAYA PENANGANAN STUNTING SELAMA MASA PANDEMI COVID-19?


Para tenaga kesehatan mendapat gambaran bahwa hampir semua daerah yang terkonfirmasi kasus COVID-19 memiliki prevalensi stunting dan wasting yang sedang bahkan tinggi, sehingga penanganan dan pelayanan kesehatan serta gizi dalam situasi pandemi COVID-19 menjadi sangat penting untuk mencegah terjadinya masalah gizi yang lebih besar.


Intervensi gizi tetap harus dilakukan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan selaam pandemi COVID-19, agar zona merah stunting tidak semakin parah. Pada masa pandemi COVID-19, pelayanan gizi lebih diprioritaskan kepada kelompok balita dan ibu hamil, serta ibu menyusui yang berisiko. Pelayanan gizi tersebut berupa promosi dan dukungan menyusui, kampanye gizi seimbang, kampanye perilaku hidup bersih dan sehat, dan edukasi pada masa COVID-19 tetap dilakukan dengan memanfaatkan teknologi berupa media sosial dan lainnya.


Dengan tidak beroperasinya atau ditundanya kegiatan posyandu, hendaknya asuhan gizi dilakukan secara mandiri oleh orang tua. Apabila ibu atau pengasuh mengalami kesulitan, ibu bisa berkonsultasi kepada ahli gizi atau tenaga kesehatan atau konselor di fasilitas pelayanan kesehatan melalui media yang dapat mereka akses.

Sources:

https://dinkes.acehprov.go.id/uploads/Pergub_14_2019_tentang_Pencegahan_dan_Penanganan_Stunting.pdf

https://dinkes.acehprov.go.id/news/read/2019/03/04/246/aceh-deklarasikan-pengentasan-stunting.html

https://www.kesmas.kemkes.go.id/portal/konten/~rilis-berita/060912-pengendalian-stunting-di-era-pandemi-covid-19

https://www.kemkes.go.id/article/view/19101900001/minister-of-health-announces-result-of-ssgbi-2019.html#:~:text=Balita%20kemudian%20ditimbang%20Berat%20Badannya,27%2C67%25%20tahun%202019.

Kementerian Kesehatan RI Pusat Data dan Informasi. 2016. Infodatin: Situasi Balita Pendek. Jakarta Selatan: Kemenkes RI.

WHO. 2014. WHO Global Nutrition Target: Stunting Policy Brief. Geneva.

WHO. 2017. Stunted Growth and Development. Geneva.

WHO. Child Malnutrition. http://www.who.int/gho/child-malnutrition/en/

WHO. Child Stunting Data Visualizations Dashboard.http://apps.who.int/gho/data/node.sdg.

2-2-viz-1?lang=en

https://www.kemkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/buletin/Buletin-Stunting-2018.pdf

Tita Menawati Liansyah. 2015. Malnutrisi pada Anak. Buah Hati, vol. 2, no. 1.

World Health Organization. 2018. Malnutrition.

http://www.p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/obesitas/apa-saja-4-pilar-utama-dalam-prinsip-gizi-seimbang

Comments


Recent Posts

VISITORS

bottom of page