top of page

ARTICLES

DIFOSA - BREAST CANCER AWARENESS




Kanker payudara merupakan keganasan pada jaringan payudara yang dapat berasal dari epitel duktus maupun lobulusnya. kanker payudara adalah kanker yang paling sering terjadi pada wanita, yaitu telah mempengaruhi 2,1 juta wanita setiap tahun, dan juga menyebabkan jumlah kematian terkait kanker terbesar di antara wanita. Pada tahun 2018, diperkirakan 627.000 wanita meninggal karena kanker payudara atau sekitar 15% dari semua kematian akibat kanker di kalangan wanita.

Berdasarkan data Globocan, diketahui bahwa Indonesia pada tahun 2018 memiliki 188.231 kasus baru kanker dan 30,9% dari total tersebut (58.256 kasus) merupakan kanker payudara. Tidak hanya tingkat insiden yang tinggi, kanker payudara juga menduduki peringkat tertinggi dari kematian yang diakibatkan oleh kanker di Indonesia.



Faktor risiko yang erat kaitannya dengan peningkatan insiden kanker payudara antara lain jenis kelamin wanita, usia > 50 tahun, riwayat keluarga dan genetik, riwayat penyakit payudara sebelumnya, riwayat menstruasi dini (< 12 tahun) atau menstruasi pertama terlambat (>55 tahun), riwayat reproduksi (tidak memiliki anak dan tidak menyusui), hormonal, obesitas, konsumsi alkohol, riwayat radiasi dinding dada, dan faktor lingkungan.


Kanker payudara tentu dapat dicegah dengan melakukan pencegahan primer dan sekunder. Pencegahan primer dilakukan dengan mengurangi atau meniadakan faktor risiko yang diduga erat kaitannya dengan peningkatan insiden kanker payudara. Pencegahan sekunder adalah dengan melakukan skrining kanker payudara. Skrining kanker payudara adalah pemeriksaan atau usaha untuk menemukan abnormalitas yang mengarah ke kanker payudara pada seseorang atau kelompok orang yang tidak mempunyai keluhan. Skrining dapat dilakukan dengan berbagai metode, diantaranya mamografi, pemeriksaan payudara klinis (SADANIS), dan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI).

Mamografi dilakukan dengan menggunakan sinar-X berenergi rendah untuk mengidentifikasi kelainan pada payudara dan telah terbukti mengurangi kematian akibat kanker payudara sekitar 20%. Pemeriksaan payudara klinis dilakukan oleh seorang ahli kesehatan.



Sedangkan, pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) merupakan salah satu cara yang mudah dan dapat kita lakukan sendiri untuk mendeteksi adanya kanker payudara sedini mungkin. Berikut ini adalah tata cara mendeteksi kanker payudara dengan teknik SADARI.

· Pada posisi berbaring letakkan bantal dibelakang punggung, Tangan kanan diletakkan dibelakang kepala, dan gunakan tangan kiri untuk memeriksa payudara sebelah kanan

· Rabalah dengan ujung dari tiga jari tengah yang dirapatkan. Lakukan gerakan memutar dengan tekanan lembut tetapi mantap, dimulai dari pinggir luar sampai ke puting dengan mengikuti arah putaran jarum jam.

· Lakukan hal yang sama dengan tangan kiri berada dibawah kepala, sedangkan tangan kanan meraba payudara kiri.

SADARI juga dapat dilakukan saat mandi dengan menggunakan sabun. Sabun akan membuat permukaan payudara menjadi lebih licin sehingga lebih memudahkan dalam melakukan pemeriksaan. Bagian payudara diraba untuk mengetahui apakah terdapat benjolan atau tidak dan waktu yang tepat untuk mendeteksi kanker payudara adalah pada 7 hingga 10 hari setelah menstruasi setiap bulannya.

댓글


Recent Posts

VISITORS

bottom of page