top of page

ARTICLES

[GENOCCI: Get to Know with CIMSA Alumni] HIV/AIDS



Definisi

HIV (Human Immunodeficiency Virus) merupakan pathogen yang menyerang sistem imun manusia, terutama semua sel yang memiliki penenda CD4+ dipermukaannya seperti makrofag dan limfosit T. AIDS (acquired Immunodeficiency Syndrome) merupakan suatu kondisi immunosupresif yang berkaitan erat dengan berbagai infeksi oportunistik, neoplasma sekunder, serta manifestasi neurologic tertentu akibat infeksi HIV. HIV adalah suatu retrovirus yang berarti terdiri atas untai tunggal RNA virus yang masuk ke dalam inti sel pejamu dan ditranskripkan ke dalam DNA ketika menginfeksi pejamu. AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) adalah suatu penyakit virus yang menyebabkan kolapsnya sistem imun disebabkan oleh infeksi immunodefisiensi manusia (HIV), dan bagi kebanyakan penderita kematian dalam 10 tahun setelah diagnosis. AIDS merupakan kumpulan berbagai gejala penyakit akibat turunnya kekebalan tubuh individu akibat HIV.


Cara Penularan

Cara utama mendapatkan infeksi HIV berkaitan dengan perilaku pribadi, HIV dapat ditularkan melalui pertukaran berbagai cairan tubuh dari orang yang terinfeksi, seperti darah, ASI (Air Susu Ibu), semen dan cairan vagina. HIV juga dapat ditularkan dari seorang ibu ke anaknya selama kehamilan dan persalinan. Orang tidak dapat terinfeksi melalui kontak sehari-hari seperti mencium, berpelukan, berjabat tangan, atau berbagi benda pribadi, makanan, atau air. (WHO, 2019)

Kelompok orang yang dikategorikan berisiko terinfeksi HIV antara lain: menderita penyakit menular seksual seperti herpes, sifilis, chlamydia, atau gonore; memiliki lebih dari satu pasangan seksual; melakukan hubungan seksual tanpa pengaman, seperti kondom, dengan orang yang latar belakang seksualnya tidak diketahui dengan pasti; berhubungan seksual dengan pengguna narkoba atau pekerja seks komersial; berbagi jarum suntik yang sama dengan orang lain, entah untuk pengobatan, menyuntikkan obat-obatan terlarang, tato, atau tindik; memiliki ibu yang terinfeksi HIV atau menunjukkan gejala HIV pada anak.


Bagaimana Mengetahui Kita Mengidap HIV/AIDS?

Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan bahwa pemeriksaan HIV harus bersifat sadar diri, rahasia, terarah, akurat, dan terhubung dengan pengobatan yang tepat. Jika berisiko terinfeksi HIV, seseorang dianjurkan untuk mendapatkan pemeriksaan HIV. Untuk melakukan pemeriksaan HIV, seseorang dapat berkonsultasi dan mendapatkan konseling terlebih dahulu dengan tenaga kesehatan yang ahli. Terdapat beberapa jenis tes untuk mendeteksi HIV, antara lain: Tes Antibodi; Tes Kombinasi; Tes NAT.


Gejala-Gejala HIV/AIDS

Gejala-gejala HIV bervariasi tergantung pada tahap infeksi. Meskipun orang yang hidup dengan HIV cenderung paling menular dalam beberapa bulan pertama, banyak yang tidak menyadari status mereka sampai tahap selanjutnya. Beberapa minggu pertama setelah infeksi awal, individu mungkin tidak bergejala. Ketika infeksi semakin memperlemah sistem kekebalan, seorang individu dapat mengembangkan tanda dan gejala lain, seperti kelenjar getah bening yang membengkak, penurunan berat badan, demam, diare dan batuk. Tanpa pengobatan, mereka juga bisa mengembangkan penyakit berat seperti tuberkulosis, meningitis, infeksi bakteri berat dan kanker seperti limfoma dan sarkoma kaposi.


Stadium HIV/AIDS

WHO menetapkan empat stadium klinis HIV, yaitu: Stadium 1 (asimtomatis); Stadium 2 (ringan); Stadium 3 (lanjut); Stadium 4 (berat).


Treatment yang Diberikan Kepada Penderita HIV/AIDS

Untuk menahan lajunya tahap perkembangan virus beberapa obat yang ada adalah antiretroviral dan infeksi oportunistik. Obat antiretroviral adalah obat yang dipergunakan untuk retrovirus seperti HIV guna menghambat perkembang biakan virus. Obat-obatan yang termasuk antiretroviral yaitu AZT, Didanoisne, Zaecitabine, Stavudine. Obat infeksi oportunistik adalah obat yang digunakan untuk penyakit yang muncul sebagai efek samping rusaknya kekebalan tubuh. Yang penting untuk pengobatan oportunistik yaitu menggunakan obat-obat sesuai jenis penyakitnya, contoh: obat-obat anti TBC.

Belum ada vaksin untuk mencegah HIV/AIDS, dan pengobatannya juga belum ada. Pencegahan sangat tergantung pada kampanye kesadaran masyarakat dan perubahan perilaku individu dalam lingkungan yang mendukung, yang memerlukan waktu dan kesabaran. Dari segi pengobatan, peningkatan Terapi Anti Retroviral - TAR (Anti Retroviral Treatment) yang efektif dan terjangkau telah membantu menjaga kesehatan bagi mereka yang mempunyai akses pada obat-obatan, dan memperpanjang usia dan memelihara kehidupan mereka. Usaha dan inisiatif bersama yang sedang berlangsung yang dilakukan oleh negara, organisasi pengusaha dan internasional, berkonsentrasi untuk mempercepat akses terhadap TAR di negara-negara yang paling parah dampaknya, disamping memperkuat kampanye pencegahan secara global.


Cara Menghindari Penularan HIV

Untuk menghindari penularan HIV, dikenal konsep “ABCDE” yaitu: A Abstinence artinya Absen seks atau tidak melakukan hubungan seks bagi yang belum menikah. B, Be faithful artinya Bersikap saling setia kepada satu pasangan seks (tidak berganti-ganti pasangan). C, Condom artinya Cegah penularan HIV melalui hubungan seksual dengan menggunakan kondom. D, Drug No artinya Dilarang menggunakan narkoba. E, Education artinya pemberian Edukasi dan informasi yang benar mengenai HIV, cara penularan, pencegahan dan pengobatannya.


Tentang Penulis

Dr. Rika Zardini, CH CH.t lahir di Banda Aceh pada 30 Desember 1989. Beliau merupakan Alumni Member SCOPE CIMSA FK Unsyiah Angkatan 2007. Pada tahun 2012, beliau menyelesaikan studi sarjana dari Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala. Beliau menyelesaikan studi Profesi Dokter dari Universitas Syiah Kuala tahun 2015. Saat ini beliau sedang menjalankan studi S2 dalam bidang Ilmu Kebencanaan di Universitas Syiah Kuala dan bekerja di PMI Banda Aceh.



Source of image: https://imstilljosh.com/hiv-words-know-infographic/


Recent Posts
bottom of page